Definisi Etika Utilitarianisme dan Teori Etika Utilitarian dalam Bisnis
Bahwa dalam menjalakan bisnis harus menjalankan keputusan berdasarkan baik buruknya suatu keputusan, yaitu keputusan etis untuk utilitarianisme dan keputusan bisnis untuk kebijaksanaan bisnis. Etika Utilitarianisme untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Jeremy Bentham ( 1748 – 1832 ), pada saat tersebut dia “ bagaimana menilai baik suatu kebijaksanaan sosial politik, ekonomi dan legal secara moral.
Apa Itu Utilitarianisme?
Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan bahwa suatu tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility), biasanya didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan.
"Utilitarianisme" berasal dari kata Latin utilis, yang berarti berguna, bermanfaat, berfaedah, atau menguntungkan. Istilah ini juga sering disebut sebagai teori kebahagiaan terbesar (the greatest happiness theory).
etika utilitarianisme - pixabay |
Bentham berpendapat bahwa ada satu prinsip moral yang utama yakni “Prinsip Utilitas”. Prinsip ini menuntut agar setiap kali kita menghadapi pilihan dari antara tindakan alternatif atau kebijakan, sosial, kita mengambil satu pilihan yang mempunyai konsekuensi, yang secara menyeluruh paling baik bagi setiap orang yang terlibat di dalamnya.
- Tindakan harus dinilai benar atau salah dari sisi akibat-akibat (consequences).
- Untuk mengukur akibat-akibatnya, pertimbangan yang penting adalah jumlah kebahagiaan atau ketidakbahagiaan yang diakibatkan, sedangkan hal atau pertimbangan yang lain tidak relevan.
- Kesejahteraan setiap orang dianggap sama pentingnya. Sebagaimana dikatakan Mill, bahwa Utilitarisme menuntut orang besikap keras, tidak pilih kasih, bagaikan penonton yang baik hati dan tidak pamrih (Rachels, 2008: 187–188).
Apalagi kebijaksanaan publik dalam banyak hal sulit memenuhi secara memuaskan kepentingan semua yang terkait secara sama. Karena , itu masalah kriteria, termasuk yang paling minimal sekali pun, yang dapat dijadikan pegangan sekaligus pembenaran moral atas suatu kebijaksanaan publik menjadi sangat mendesak dan perlu.
Kriteria dan Prinsip Etika utilitarianisme.
Dalam kerangka etika utilitarianisme kita merumuskan tiga kriteria objektif yang dapat dijadikan dasar objektif sekaligus norma untuk menilai suatu kebijaksanaan atau tindakan. Kriteria – kriteria :
a. Manfaat.
Bahwa kebijaksaan atau tindakan itu mendatangkan mamfaat atau kegunaan tertentu . Jadi, kebijaksanaan atau tindakan yang baik adalah yang menghasilkan hal yang baik . Sebaliknya, kebijaksanaan atau tindakan yang tidak baik adalah yang mendatangkan kerugian tertentu.
b. Manfaat Terbesar.
Bahwa kebijaksanaan atau tindakan yang mendatangkan manfaat terbesar ( atau dalam situasi tertentu lebih besar ) dibandingkan dengan kebijaksanaan atau tindakan alternatif lainnya. Atau kalau yang dipertimbangkan adalah soal akibat baik dan akibat buruk dari suatu kebijaksanaan atau tindakan, maka suatu kebijaksanaan atau tindakan dinilai baik secara moral kalau mendatangkan lebih banyak manfaat dibandingkan dengan kerugian. Dalam sutu tertentu , jika kerugian tidak dapat dihindari, maka tindakan yang baik adalah yang akan menimbulkan kerugian terkecil.
c. Manfaat terbesar untuk siapa.
Untuk individu saya atau kelompok saya , atau untuk semua orang yang terkait , terpengaruh dan terkena kebijaksanaan atau tindakan yang akan diambil, manfaat terbesar adalah : bagi sebanyak mungkin orang.
Atas dasar ketiga kriteria tersebut, etika utiltarianisme mengajukan tiga pegangan sebagai berikut :
- Suatu kebijaksanaan atau tindakan adalah baik dan tepat secara moral jika dan hanya jika kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat atau keuntungan. Itu berarti tindakan yang membawa manfaat atau keuntungan tertentu adalah tindakan yang tepat dan baik secara moral.
- Diantara berbagai kebijaksanaan dan tindakan yang sama baiknya , kebijaksanaan atau tindakan yang mempanyai manfaat terbesar adalah tindakan yang baik. Tau sebaliknya, di antara kebijaksanaan atau tindakan yang sama – sama merugikan , kebijaksanaan atau tindakan yang baik dari segi moral adalah mendatangkan kerugian kecil atau terkecil.
- Diantar kebijaksanaan atau tindakan sama – sama mendatangkan manfaat terbesar, kebijaksanaan atau tindakan yang mendatangkan manfaat terbesar bagi paling banyak orang adalah tindakan yang paling baik. Atau, diantara kebijaksanaan atau tindakan yang sama – sama mendatangkan kerugian terkecil
Nilai Positif Etika Utilitarianisme.
Etika utilitarianisme , mensitematisasikan dan memformulasikan secara jelas apa yang menurut penganutnya dilakukan oleh kita dalam kehidupan kita sehari – hari. Bahwa sesungguhnya dalam kehidupan kita, diman kita selau dihadapkan pada berbagai alternatif dan dilema moral, kita hampir selalu menggunakan pertimbangan – pertimbangan tersebut di atas.
Etika ini menggambarkan apa yang sesungguhnya dilakukan oleh orang yang rasional dalam mengambil keputusan dalam hidup ini, khususnya keputusan moral, termasuk juga dalam bidang bisnis. Merumuskan prosedur dan dan pertimbangan yang banyak digunakan dalam mengambil sebuah keputusan, khusunya yang menyangkut kepentingan banyak orang.
Nilai Positif Utilitarianisme :
- Rasionalitas, maksudnya , prinsip moral yang diajukan oleh etika utilitarianisme ini tidak didasarkan pada aturan – aturan kaku mungkin tidak kita pahami dan yang tidak bisa kita persoalkan keabsahannya . Justru sebaliknya , utilatarianisme memberi kita kriteria yang objektif dan rasional mengapa satu tindakan dianggap baik.
- Menghargai kebebasan setiap pelaku moral. Setiap orang dibiarkan bebas untuk mengambil keputusan dan bertindak dengan hanya memberinya kriteria objektif dan rasional.
- Universalitas, mengutamakan manfaat atau akibat baik dari suatu tindakan bagi banyak orang. Suatu tindakan dinilai baik secara moral bukan karena tindakan itu mendatangkan manfaat atau akibat baik dari suatu tindakan bagi banyak orang. Suatu tindakan dinilai baik secara moral bukan karena tindakan itu, melainkan karena tindakan itu mendatangkan manfaat terbesar bagi semua orang yang terkait, termasuk orang yang melakukan tindakan itu. Karena itu , utilitarianisme tidak bersifat egois. Semakin banyak orang yang terkena akibat baik suatu kebijaksanaan atau tindakan , semakin baik tindakan tersebut. Jadi, etika ini tidak mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan kepentingan pribadi atau berdasarkan akibat baiknya demi diri sendiri dan kelompoknya sendiri.
Utilitarianisme sebagai Proses dan sebagai Standar Penilaian.
Secara umum etika utilitarianisme dapat dipakai dalam dua wujud yang berbeda :
a. Etika utilitarianisme dipakai sebagai proses sebagai proses untuk mengambil sebuah keputusan , kebijaksanaan , ataupun untuk bertindak. Dengan kata lain , etika ulititarianisme dipakai sebagai prosedur untuk mengambil keputusan. Ia menjadi sebuah metode untuk bisa mengambil keputusan yang tepat tentang tindakan atau kebijaksanaan yang akan dilakuan.
Dalam ujud etika utilitarianisme dipakai untuk perencanaan , untuk mengatur sasaran dan target yang hendak dicapai. Artinya, kriteria etika utilitarianisme menjadi dasar utama dalam penyusunan program atau perencanaan , khususnya dari suatu kegiatan yang menyangkut kepentingan banyak orang. Kriteria etika utilitarianisme lalu berfungsi juga sebagai kriteria seleksi bagi setiap alternatif yang bisa diambil. Artinya, semua alternatif yang ada lalu dipilih berdasarkan sejauh mana alternative itu punya kemungkinan untuk mendatangkan manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang.
b. Etika utilitarianisme juga dipakai sebagai standar penilaian bagi tindakan atau kebijaksanaan yang dilakukan . Yang paling pokok adalah menilai tindakan dan kebijaksanaan lalu menjadi tidak penting. Yang paling pokok adalah menilai tindakan atau kebijaksanaan yang telah terjadi berdasarkan akibat atau konsekuensinya, yaitu sejauh mana ia mendatangkan hasil terbaik bagi banyak orang.
Itu berarti, bisa saja pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk bertindak bukanlah pertimbangan utilitarianisme . juga bisa saja hasil tersebut bukanlah sasaran atau target baik atau tidaknya hanya dinilai berdasarkan hasil yang dicapai, yaitu berdasarkan manfaat terbesar yang dicapai bagi banyak orang, atau sebaliknya kalau tindakannya itu dinilai jelek secara moral, berdasarkan kerugian terbesar yang ditimbulkan bagi banyak orang.
Analisis Keuntungan dan Kerugian Etika Utilitarianisme
Utilitarinisme sangat cocok dan sering dipakai untuk membuat perencanaan dan evaluasi bagi tindakan atau kebijaksanaan yang berkaitan denga kepentingan banyak orang. Karena itu , ia banyak dipakai , secara sadar atau tidak , dalam kebijaksanaan – kebijaksanaan politik, ekonomi, sosial, dan semacamnya yang menyangkut kepengan umum. Dalam pengembangan industri, peningkatan ekspor, bahkan pemberian monopoli, dan banyak kebijaksanaan serupa sering disadari atau tidak selalu digunakan dasar pemikiran kepentingan banyak orang. Kepentingan banyak orang itu dirumuskan dalam berbagai bentuk sesuai dengan lingkup kebijaksanaan itu : peningkatan devisa Negara , penciptaan lapangan kerja penurunan harga dan sebagainya.
Dalam bidang ekonomi , etika utilitarianisme punya relevansi yang kuat dengan teori optimalisasi ( dari Pareto ) : yang menilai baik buruknya suatu sistem ekonomi . Suatu sistem ekonomi akan dinilai lebih baik kalau dalam sistem itu paling kurang satu orang akan menjadi lebih baik keadaannya dan tidak ada orang yang menjadi lebih buruk keadaannya dibandingkan dengan sistem lainnya. Berdasarkan prinsip ini, pasar misalnya. Berdasarkan prinsip ini , pasar misalnya dianggap paling baik karena memungkinkan konsumen memproleh keuntungan secara maksimal. Dengan kata lain , sistem nilai lebih baik karena mendatangkan mamfaat lebih besar dari dengan system alternative lainnya.
Disamping itu , etika utilitarinisme juga relevan dalam konsep efisiensi ekonomi. Prinsip efisiensi menekankan agar dengan menggunakan sumber daya ( input ) sekecil mungkin dapat dihasilkan produk ( output ) sebesar mungkin . dengan mengunakan semua perangkat ekonomi harus dikerahkan sedemikian rupa untuk mencapai hasil terbesar dengan menggunakan sumber daya sekecil mungkin.
Dalam bidang bisnis , etika utilitarianisme juga mempunyai relevansi yang sangat kuat . secara khusus etika ini diterapkan , secara sadar atau tidak , dalam apa yang dikenal dalam perusahaan sebagai : the best cost and benefit analisys. Yang intinya berarti etika ini pun digunakan dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan bisnis suatu perusahaan , dalam segala aspek : Produksi, promosi, Penjualan , Diversifikasi, Pembukaan cabang , Penambahan Tenaga Kerja, Penambahan Modal , dan seterusnya.
Kelemahan Etika utilitarianisme.
Melihat daya tarik yang diberikan oleh etika utilitarianisme, ternyata terdapat bantahan dan kelemahan dari etika tersebut , antara lain :
b. Pendekatan persoalan klasik yang lebih filosofis sifatnya adalah bahwa etika utilitasrianisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri, dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya. Padahal , sangat mungkin terjadi suatu tindakan pada dasarnya tidak baik, tetapi ternyata mendatangkan keuntungan atau manfaat.
c. Dalam kaitan dengan itu, etika utilatrianisme tidak pernah menganggap serius kemauan atau motivasi baik seseorang. Akibatnya, kendati seseorang punya motivasi yang baik dalam melakukan tindakan tertentu , tetapi ternyata membawa kerugian yang besar bagi banyak orang, tindakan ini tetap dinilai tidak baik dan tidak etis. Padahal , dalam banyak kasus , sering kita tidak dapat bisa meramal dan menduga secara persis konsekuensi atau akibat dari suatu tindakan . sangat mungkin terjadi bahwa akibat yang merugikan dari suatu tindakan tidak dilihat sebelumnya dan baru diketahui lama sesudahnya.
d. Variabel yang dinilai tidak semua bisa dikuantifikasi. Karena itu, sulit sekali mengukur dan membandingkan keuntungan dan kerugian hanya berdasarkan veriabel yang ada . Secara khusus sulit untuk menilai dan membandingkan variable moral yang tidak bisa dikuantifikasi . populasi udara, hilangnya air bersih kenyamanan dan keselamatan kerja , kenyaman produk , dan seterusnya , termasuk nyawa manusia , tidak bisa dikuantifikasi dan sulit untuk dipakai dalam menilai baik buruknya suatu tindakan berdasarkan manfaat – manfaatnya. Apabila terjadi kecelakaan kerja , ada ganti uang duka, misalnya Rp. 10.000.000,- adakalanya uang tersebut bagi orang tertentu tidak ada artinya dengan nyawa yang telah hilang, atau menebus nyawa yang telah hilang tersebut.
e. Seandainya ketiga ketiga kriteria dari etika utilitarianisme saling bertentangan , ada kesulitan cukup besar untuk menentukan prioritas diantara ketiga nya. Misalkan saja tindakan A mempunyai manfaat 40 % dan dinikmati oleh 60 % persen orang. Sedangkan tindakan B mendatangkan manfaat 60 % tetapi dinikmati hanya 20 % sama 40 % orang . Manakah yang harus diprioritaskan : mamfaat terbesar atau jumlah terbesar dari orang – yang menikmati mamfat itu kendati mamfaatnya lebih kecil.
f. Kelemahan yang paling pokok dari etika utiltirianisme adalah bahwa utilitarianisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas ( criteria ke dua ). Jadi, kendati suatu tindakan merugikan bahkan melanggar hak dan kepentingan kelompok kecil tertentu , tapi menguntungkan sebagian besar orang yang terkait, tindakan itu tetap dinilai baik dan etis. Artinya, etika utilitarianisme membenarkan penindasan dan ketidak adilan , tanpa menghirakan kenyataan bahwa tidakan yang sama ternyat merugikan segelintir orang tertentu.
Jadi, suatu kebijakn bisnis akan dinilai baik dan etis kalau menguntungkan atau paling kurang tidak merugikan – sebahagian besar kelompok terkait yang berkepentingan , kendati merugikan satu kelompok terkait yang berkepentingan . konkretnya , kendati suatu kebijaksanaan bisnis merugikan kepentinga buruh - karena dibayar urah- tapi kalau menguntungkan bagi banyak pilihan lain- penyalur , pemasok, kreditor, konsumen, dan seterusnya – kebijaksanaan ini akan dinilai baik dan etis.
Jalan keluar Etika Utilitarianisme
Dengan adanya penilaian positif dan penilaian kelemahan dari etika utilitarianisme , oleh karena itu perlu dicari jalan keluar dari perbandingan tersebut, supaya etika utilitarianisme masih bisa dipakai terutama dalm kebijaksanaan - kebijaksanaan umum tertentu, termasuk bisnis, dengan sebisa mungkin menghindari kelemahan- kelemahannya.