Marketing Product Strategy Management | Manajemen Strategi Pemasaran Produk
Wednesday, July 1, 2020
Produk adala titik pusat dari kegiatan pemasaran karena produk merupakan hasil dari suatu perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar untuk di konsumsi dan merupakan alat dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan dari perusahaannya. Suatu produk harus memiliki keunggulan dari produk-produk yang lain baik dari segi kualitas, desain, bentuk, ukuran, kemasan, pelayanan, garansi, dan rasa agar dapat menarik minat konsumen untuk mencoba dan membeli produk tersebut.
Strategi produk baru - Pixels |
Definisi Produk
Pengertian produk (product) menurut Kotler & Armstrong, adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.
Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.
Strategi Produk
Strategi produk adalah strategi yang dilaksanakan suatu perusahaan yang berkaitan dengan produk yang dipasarkannya. Kepuasan pelanggan merupakan dasar utama dari perencanaan produk. Strategi- strategi produk yang biasa digunakan oleh sebuah perusahaan adalah:
a. Strategi Positioning Produk
Strategi positioning produk menurut Fandy Tjiptono merupakan strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi unik dalam pelanggan sasaraan, sehingga terbentuk citra (images) merk/produk yang lebih unggul dibandingkan merek/produk lain (1999:109). Pendekatan yang digunakan sebagai dasar Positioning produk adalah: atribut produk, harga dan kualitas, penggunaan/aplikasi, pemakai produk, kelas produk, pesaing dan manfaat.
- Menempatkan/memposisikan produk dipasar sehingga produk terpisah/berbeda dengan merek lain.
- Memposisikan produk shingga dapat menyampaikan beberapa hal pokok kepada para pelanggan, yaitu: what you stand, what you are, dan how you like costumers to evaluated you .
b. Strategi Repositioning Produk
Fandy Tjiptono menyatakan bahwa strategi repositioning produk biasanya dilakukan bila:
- Ada pesaing yang masuk dan produknya diposisikan sama dengan produk perusahaan, sehingga memberi dampak buruk terhadap pangsa pasar perusahaan.
- Preferensi konsumen berubah.
- Ditemukannya kelompok preferensi pelanggan baru, yang diikuti dengan peluang yang menjanjikan.
- Ada kesalahan dalam positioning sebelumnya (1999:113).
Strategi ini dilaksanakan dengan jalan meninjau kembali posisi produk ditambah bauran pemasaran saat ini, serta berusaha mencari posisi baru yang lebih tepat bagi produk. Tujuan strategi ini adalah meningkatkan kelangsungan hidup produk dan untuk mengoreksi kesalahan penentuan posisi sebelumnya.
Strategi ini adalah strategi pemasaran yang menciptakan persaingan terhadap merek tertentu milik perusahaan sendiri. Persaingan ini menurut Fandy Tjiptono dapat dibentuk melalui tiga cara yaitu:
- Pengenalan produk yang bersaing dengan produk yang sudah ada.
- Penggunaaan label pribadi, yaitu menghasilkan produk menggunakan merek perusahaan lain. Strategi ini banyak digunakan di supermarket-supermarket.
- Menjual komponen-komponen yang digunakan dalam produk perusahaan kepada pesaing (1999:114).
Tujuan penerapan strategi ini adalah menarik lebih banyak pelanggan, agar dapat bekerja dengan kapasitas penuh dan untuk menjual kepada pihak lain sehingga dapat mengurangi biaya.
Strategi ini berkaitan dengan perspektif terhadap bauran produk suatu perusahaan, misalnya jumlah lini produk dan banyaknya item lini yang ditawarkan. Fandy Tjiptono membagi strategi ini menjadi tiga, yaitu:
- Strategi Produk Tunggal. Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan skala ekonomis, efisiensi, dan daya saing dengan jalan melakukan spesialisasi pada satu lini saja. Perusahaan yang menggunakan strategi ini harus selalu memperbaharui produk, bahkan menjadi pemimpin teknologi untuk menghindari keusangan.
- Strategi Multiproduk. Strategi ini berusaha mengantisipasi resiko keusangan suatu produk tunggal dengan menambah beberapa produk lain.
- Strategi System-Of-Products. Strategi ini digunakan untuk meningkatkan ketergantungan pelanggan terhadap produk perusahaan, sehingga mencegah pesaing masuk pasar. Strategi ini dapat diwujudkan dengan menciptakan produk komplementer dan layanan purna jual. (1999:116).
e. Strategi Desain Produk
Strategi desain produk berkaitan dengan standarisasi produk. Fandy Tjiptono menyatakan bahwa perusahaan memiliki tiga piilihan desain produk, yaitu :
- Produk Standar. Strategi ini digunakan perusahaan untuk meningkatkan skala ekonomi melalui produksi massal.
- Costumized Product. Strategi ini digunakan perusahaan untuk bersain dengan produsen produk massal, melalui fleksibelitas desain produk.
- Produk Standar dengan Modifikasi. Strategi ini merupakan kombinasi antara strategi produk standar dan costumized product (1999:116).
Pelaksanaan ketiga strategi di atas memerlukan analisis secara mendalam terhadap perspektif produk dan pasar, serta perubahan lingkungan, khususnya perubahan teknologi. Hasil yang ingin didapat dari strategi ini adalah pertumbuhan pangsa pasar dan laba.
f. Strategi Eliminasi Produk
Pada hakekatnya produk yang tidak sukses atau tidak sesuai dengan harapan perusahaan perlu dihapuskan, karena bisa merugikan perusahaan. Strategi eliminasi produk dilaksanakan dengan jalan mengurangi komposisi portofolio produk yang dihasilkan unit bisnis perusahaan, baik dengan memangkas jumlah produk dalam suatu lini atau melepaskan satu divisi.
- Harvesting. Strategi ini merupakan strategi menyedot segala kemungkinan arus kas masuk selagi produk masih ada. Strategi ini biasa digunakan pada produk yang mengalami penurunan. Strategi ini bisa dilaksanakan dengan jalan menaikan harga dan menekan biaya.
- Penyederhanaan Lini Produk. Strategi ini memangkas lini produk dengan jalan mengurangi jumlah dan jenis produk yang ditawarkan. Strategi ini cocok diterapkan saat terjadi pembengkakanbiaya dan perusahaan kekurangan sumberdaya dan sumber penghasilan.
- Take-Line Divestment. Strategi ini dilakukan dengan melepaskan produk yang tidak berkembang atau tidak memenuhi rencana strategis perusahaan (1999:117).
g. Strategi Produk Baru
Produk baru dapat meliputi produk orisinil, produk yang disempurnakan, produk yang dimodifikasi dan merek baru yang dikembangkan melalui riset. Produk baru diciptakan untuk memenuhi kebutuhan baru dan memperkuat reputasi perusahaan sebagai inovator serta mempertahankan daya saing yang ada.
Fandy Tjiptono menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan perlunya penambahan produk baru, yaitu:
- Harus ada permintaan pasar yang benar.
- Produk harus sesuai dengan standar sosial dan lingkungannya.
- Produk harus sesuai dengan struktur pemasaran perusahaan yang sedang berjalan.
- Gagasan produk hendaknya cocok dengan fasilitas produksi, tenaga kerja, dan kemampuan manajemen.
- Produk harus layak secara finansial, artinya dapat memberikan laba yang memenuhi.
- Harus tidak ada permasalahan hokum.
- Manajemen perusahaan harus memiliki waktu dan kemampuan mengelola produk.
- Produk harus sesuai dengan cita-cita dan tujuan perusahaan (1999:119).
h. Strategi Diversifikasi Produk
Diversifikasi produk adalah upaya mencari dan mengembangkan produk atau pasar yang baru, atau keduanya dalam mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan, produktifitas, stabilitas dan profitabilitas. Diversifikasi menurut Fandy Tjiptono, dapat dilakukan melalui tiga cara:
- Diversifikasi Konsentris, dimana produk-produk baru yang diperkenalkan memiliki kaitan atau hubungan dalam hal pemasaran atau teknologi dengan produk yang sudah ada. Contohnya: Unilever selain memproduksi pasta gigi pesodent, juga memproduksi sikat gigi dengan merek pepsodent.
- Diversifikasi Horisontal, dimana perusahaan menambah produk-produk baru yang tidak berkaitan dengan produk yang sudah ada, tetapi dijual pada konsumen yang sama. Contohnya: unilever selain memproduksi produk toiletris juga memproduksi produk makanan.
- Diversifikasi Konglomerat, dimana produk-produk yang dihasilkan tidak memiliki hubungan dalam hal pemasaran maupun teknologi, dengan produk yang sudah ada dan dijual pada konsumen yang berbeda. Contohnya: canon selain memproduksi kamera juga memproduksi printer dan mesin fotokopi.
Referensi :
- Fandy Tjiptono. 2011. Pemasaran Jasa. Malang. Bayu Media .
- Fandy Tjiptono. 2014. Pemasaran Jasa (Prinsip, Penerapan, Penelitian). Yogyakarta. Andi.
Related Posts