Meraih Kesuksesan dengan Manajemen Bisnis Syariah
Thursday, June 29, 2023
Meraih Kesuksesan dengan Manajemen Bisnis Syariah
Dalam dunia bisnis seperti saat ini, semakin banyak orang tertarik memadukan nilai-nilai Islami dengan kegiatan bisnis. Munculnya manajemen bisnis syariah merupakan contoh nyata dari upaya tersebut.
Bisnis syariah menekankan pada keadilan, etika dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Islam dalam semua aspek operasional. Pada artikel ini, kami akan membahas mengenai manajemen bisnis syariah, bagaimana menerapkannya, dan kenapa ini menjadi pilihan menarik bagi banyak pengusaha.
Pengertian Bisnis Syariah
Sebelum masuk pada manajemen bisnis syariah, kita ketahui dulu pengertian bisnis syariah tersebut. Bisnis syariah mengacu pada prinsip-prinsip syariah dalam Islam yang melarang riba (bunga), maysir (perjudian), gharar (ketidakpastian), dan aktivitas bisnis yang tidak sesuai dengan etika Islam.
Prinsip bisnis ini menjalankan bisnis dengan cara adil, transparan, bertanggung jawab dan menghindari praktik yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. Beberapa prinsip utama dalam bisnis syariah diantaranya :
1. Larangan Riba
Dalam bisnis ini melarang praktik bunga atau riba. Sebagai gantinya, bisnis syariah menggunakan prinsip bagi hasil (profit sharing) dimana keuntungan dan resiko dibagi antara pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi.
2. Larangan Maysir dan Qimar
Selanjutnya, bisnis syariah juga menghindari aktivitas perjudian dan spekulasi yang tidak jelas atau tidak pasti. Bisnis harus didasarkan pada aktivitas nyata tidak melibatkan unsur ketidakpastian yang berlebihan.
3. Transparansi dan Kejujuran
Ketiga, bisnis juga mendorong transparansi dalam transaksi dan menghormati prinsip kejujuran. Informasi yang jelas dan jujur diperlukan dalam melakukan bisnis supaya tidak menimbulkan keraguan ataupun penipuan.
4. Etika dan Tanggung Jawab
Mendorong etika bisnis yang baik dan bertanggung jawab sosial. Bisnis juga harus mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat, lingkungan, dan juga memenuhi tanggung jawabnya sebagai agen pembangunan berkelanjutan.
5. Investasi Halal
Bisnis syariah berfokus pada investasi halal yaitu menghindari sektor-sektor yang diharamkan dalam Islam, seperti alkohol, perjudian, atau industri yang melanggar etika dan moral Islam.
Manajemen Bisnis Syariah
Manajemen bisnis syariah adalah serangkaian bentuk yang yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan hartanya baik barang atau jasa, tetapi dibatasi cara memperoleh dan menggunakannya. Berbisnis menurut ketentuan syariah tidak boleh bebas dari ketentuan syariat dan harus dibedakan antara halal dan haram atau hak dan batik tidak boleh dicampur adukkan.
Suatu manajemen bisnis akan berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana yang telah disepakati, apabila dalam manajemen tersebut dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah disepakati. Berikut tiga komponen untuk menjalankan manajemen bisnis berdasarkan syariah yaitu :
1. Akidah dan Iman
Dalam menjalankan bisnis syariah, Anda harus memiliki aqidah baik dan benar sesuai perintah Allah. Dan orang tersebut juga harus memiliki iman atau percaya kepada Allah bahwa Allah yang selalu memberikan yang terbaik kepada umatnya dan selalu melihat apa yang dikerjakan. Oleh sebab itu, dalam bisnis syariah kejujuran juga diutamakan.
2. Syariah
Aturan atau undang-undang Allah SWT tentang bentuk pelaksanaan dari akidah yang diyakini. Syariah diperlukan sebagai landasan yang harus dimiliki seorang pebisnis. Maka seorang pebisnis bukan hanya perlu menguasai ilmu ekonomi, namun juga ilmu agama.
3. Akhlak
Landasan ketiga yang harus dimiliki seorang pebisnis selanjutnya adalah Akhlak, karena dalam bisnis ini, kita harus meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan kepada umatnya untuk berbisnis dengan jujur dan Amanah.
Perbedaan Antara Manajemen Syariah dan Konvensional
Prinsip konvensional ini berkembanga pesat di dunia barat. Islam tidak menentang prinsip konvensional bahkan mendorongnya. Berikut ini 5 perbedaan yang mendasar dari manajemen syariah dan konvensional :
1. Konsep dan Filosofi
Perbedaan pertama antara manajemen syariah dan konvensional yaitu dari filosofi dasar yang melandasinya. Pemasaran konvensional adalah jenis pemasaran bebas nilai dan juga tidak mendasarkan ketuhanan pada pemasarannya.
Sedangkan, pemasaran syariah berdasarkan apa yang telah menjadi tuntunan umat Islam yakni tuntunan yang ada di dalam Al-Qur’an dan Hadis.
2. Etika Pemasaran
Seorang marketing syariah sangat memegang teguh etika dalam melakukan pemasaran kepada calon konsumennya. Pemasar tentu akan menghindari memberikan kebohongan atau melebih-lebihkan produk yang ditawarkan. Sedangkan, pemasaran syariah harus jujur menceritakan kelebihan dan kekurangan produk yang ditawarkannya.
3. Pendekatan Terhadap Konsumen
Perusahaan tidak menganggap konsumen sebagai sapi perah untuk membeli produknya, namun perusahaan menjadikan konsumen sebagai mitra dalam pengembangan perusahaan. Sedangkan konvensional, konsumen biasanya dijadikan objek untuk mencapai suatu target penjualan.
4. Cara Pandang Terhadap Pesaing
Dalam manajemen syariah pesaing tidak dianggap pesaing yang harus dikalahkan. Tetapi konsepnya adalah supaya setiap perusahaan mampu memacau dirinya untuk menjadi lebih baik tanpa menjatuhkan pesaingnya.
Pesaing adalah rekan kerja yang ikut serta mensukseskan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lapangan. Jadi, bukan dipandang sebagai lawan yang harus dimatikan.
5. Budaya Kerja
Manajemen syariah harus memiliki kerja yang berbeda dengan cara yang dilakukan konvensional, sehingga bida menjadi suatu keunggulan serta nilai tambah di masyarakat. Budaya kerja yang harus dikembangkan yaitu budaya kerja yang diteladani Rasulullah SAW yaitu Siddiq, Amanah, Tabligh, dan Fatanah.
Manajemen bisnis syariah memberikan kesempatan menggabungkan prinsip-prinsip agama dengan prinsip bisnis modern. Hal ini memungkinan bisnis untuk tetap berdaya saing, namun sambil mematuhi nilai-nilai Islam yang melarang praktik-praktik yang tidak sesuai.
Simak artikel lainnya berikut ini.
Baca juga:
Dalam hal ini, manajemen bisnis syariah bukan hanya tentang mencapai tujuan bisnis, tetapi mencapai keadilan sosial, keberlanjutan, dan kesuksesan dalam jangka panjang.
Related Posts